BAB I
MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN
Di dalam dunia pendidikan,
guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan pengembang kurikulum
yang dapat menciptakan kondisi dan suasana belajar yang kondusif, yaitu suasana
belajar menyenangkan, menarik, memberi rasa aman, memberikan ruang pada siswa
untuk berpikir aktif, kreatif, inovatif dalam mengeksplorasi dan mengelaborasi
kemampuannya, (Rusman, 2010:19). Oleh karena itu diperlukan suatu proses yang
memungkinkan seorang calon tenaga kependidikan agar dapat memenuhi kriteria
guru tersebut. Salah satunya dapat dilakukan melalui perolehan
pengalaman langsung di lapangan.
Program Pengalaman Lapangan (PPL) bertujuan untuk
memberikan pengalaman kependidikan secara faktual di lapangan kepada
mahasiswa UPI sebagai wahana terbentuknya
tenaga kependidikan yang profesional
(UPT PLP, 2011:2).
Adapun tujuan
khusus dari kegiatan PPL ini dalam buku panduan PPL adalah :
1.
Mengenal secara
cermat lingkungan sekolah/tempat
latihan dalam hal akademik, social, fisik dan administrasi.
2.
Dapat
menerapkan berbagai pengetahuan dan keterampilan dasar keguruan/kependidikan
secara utuh dan terpadu dalam situasi sebenarnya.
3.
Memperoleh
pengalaman mengajar dalam situasi nyata di sekolah.
4.
Mengintegrasikan
berbagai pengalaman belajar dan penghayatan dalam upaya pencapaian keutuhan
kompetensi akademik sebagaimana yang telah dotetapkan oleh program studi
masing-masing.
Pelaksanaan
PPL semester genap
tahun ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia dilaksanakan dari bulan
Februari 2012 sampai dengan
bulan Mei 2012. Lokasi PPL
dilaksanakan di berbagai sekolah-sekolah lanjutan, salah satu diantaranya
adalah SMP Negeri 1 Lembang
dan inilah yang menjadi tempat PPL praktikan.
Praktikan mendapatkan kesempatan mengajar di kelas VII A, D, E, F, G, H. Selama kegiatan PPL di
SMP Negeri 1 Lembang, praktikan melaksanakan
proses pengajaran dibawah bimbingan dosen luar biasa,
sehingga setelah KBM
dapat dilakukan evaluasi.
Jadwal Mengajar
No
|
Hari
|
Kelas
|
Jam ke-
|
1
|
Senin
|
VII A
|
5-6
|
2
|
Selasa
|
VII G
|
3-4
|
VII H
|
7-8
|
||
3
|
Rabu
|
VII D
|
1-2
|
VII F
|
7-8
|
||
4
|
Jumat
|
VII E
|
3-4
|
Selama
melaksanakan PPL di SMP Negeri
1 Lembang, banyak sekali
pengalaman yang diperoleh praktikan dalam mengembangkan kemampuan praktikan
sebagai calon guru. Namun di samping itu, praktikan pun mengalami berbagai
hambatan-hambatan dalam melaksanakan PPL, diantaranya adalah sebagai berikut :
A. Penyusunan
Rencana Pengajaran.
B. Proses
Penampilan
C. Bimbingan
Belajar/Ekstra kurikuler
D. Partisipasi
dalam Kehidupan Sekolah
E. Proses
Bimbingan.
A.
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan
kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan
pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP
disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau
lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan
dengan penjadwalan di satuan pendidikan.
RPP
perlu dikembangkan untuk mengkoordinasikan komponen pembelajaran, yaitu
kompetensi dasar, materi standar, indikator hasil belajar dan penilaian.
Kompetensi dasar berfungsi mengembangkan potensi peserta didik; materi standar
berfungsi member makna terhadap kompetensi dasar, indikator hasil belajar berfungsi
menunjukkan keberhasilan pembentukan kompetensi peserta didik, sedangkan penilaian
berfungsi mengukur pembentukkan kompetensi, dan menentukan tindakan yang harus
dilakukan apabila kompetensi standar belum terbentuk atau tercapai.
Dalam
penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), Praktikan diberikan
kewenangan secara leluasa untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan
karakteristik dan kondisi sekolah, serta menjabarkannya menjadi proses pelaksanaan
pembelajaran.
Dalam pelaksanaan PPL ini, praktikan mengajar mata pelajaran Seni Budaya, adapun masalah yang menjadi hambatan bagi praktikan
dalam penyusunan rencana pengajaran dari awal sampai akhir pelaksanaan PPL antara
lain :
1.
Praktikan
kesulitan menentukan pembagian indikator dalam setiap pertemuan.
2.
Praktikan
kesulitan menghubungkan antara apersepsi dengan konsepsi awal siswa yang
dikaitkan dengan fenomena yang menarik dalam kehidupan sehari-hari.
3.
Praktikan merasa
kesulitan dalam menentukan model dan metode
pembelajaran yang menarik dan memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran
yang juga mendukung ketercapaian indikator.
4.
Praktikan merasa
kesulitan dalam mengalokasikan
waktu dengan tepat saat proses
pembelajaran berlangsung.
5.
Praktikan merasa
kesulitan dalam memilih
evaluasi/penilaian materi yang sesuai dengan indikator yang telah disusun.
B.
Proses Penampilan Pengajaran
Dalam penampilan pengajaran di kelas
pada pelaksanaannya Dosen Luar Biasa (DLB) sering memonitor penampilan
praktikan, sehingga dapat mengukur sejauh mana kemampuan praktikan baik itu
meliputi keterampilan mengajar, pengelolaan kelas, dan proses keterlaksanaan
pembelajaran di kelas tersebut. Setelah praktikan selesai mengajar, Dosen Luar
Biasa (DLB) memberikan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan dan
memberikan saran perbaikan untuk memperbaiki kekurangan dalam mengajar
tersebut. Namun, terkadang pula
praktikan mengajar tanpa diawasi oleh DLB. Saran dari DLB
merupakan suatu hal yang berharga bagi praktikan, dan
menjadi motivasi supaya pada proses pembelajaran selanjutnya praktikan bisa
mengajar lebih baik lagi dan memperbaiki kekurangan yang terdapat pada
pembelajaran tersebut
Pada awal proses penampilan, praktikan masih merasa canggung dan gugup dikarenakan baru pertama kali berada
di depan siswa yang sesungguhnya sehinggga kurang dapat menguasai kelas
dan pola mengajar yang selalu menuntut siswa untuk selalu memperhatikan
sehingga terkesan tegang. Adapun permasalahan-permasalahan
yang dihadapi praktikan saat proses penampilan antara lain:
1.
Kurangnya persiapan
mengajar praktikan pada penampilan pertama dan ternyata baru pertama kali
mengajar dan merasakan keadaan menghadapi siswa yang sebenarnya sehingga
berpengaruh terhadap penampilan dan kelancaran kegiatan belajar mengajar (KBM).
2.
Kesulitan dalam
mengelola kelas, mengatur serta menertibkan siswa yang susah dikondisikan.
3.
Kesulitan
menentukan cara untuk membuat siswa tertarik tertarik terhadap proses pembelajaran.
4.
Kesulitan untuk
membuat siswa tidak merasa bosan mengikuti KBM, sehingga materi pembelajaran
bisa diterima oleh siswa secara optimal.
5.
Kesulitan untuk
mengaitkan konsep yang akan diterangkan dengan fenomena yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari.
6.
Pengaturan waktu dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa,
sehingga tidak sepenuhnya sesuai dengan RPP yang sudah dibuat. Perlu beberapa
pertemuan supaya alokasi waktu pada RPP dapat mencapai semua indikator yang
diinginkan.
7.
Terkadang mengalami
kesulitan dalam meningkatkan motivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran.
8.
Kesulitan untuk
mengevaluasi siswa dari segi aspek afektif, kognitif dan psikomotorik secara
bersamaan selama proses pembelajaran.
9.
Adanya
siswa yang tidak serius dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar seperti,
seperti selalu sibuk mengobrol, melakukan kegiatan sendiri dan tidak mengerjakan
tugas pelajaran.
C.
Proses Bimbingan Belajar/Ekstrakurikuler
Selain proses kegiatan belajar mengajar di kelas, praktikan
pun harus turut berperan serta dalam kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan di
sekolah. Dikaitkan dengan salah satu tugas guru selain untuk mengajar dan
menyampaikan materi, juga mempunyai tugas untuk mendidik siswa, proses mendidik
siswa tidak hanya dilihat dan diukur dari segi afektif dan segi kognitif. Untuk
itu, sekolah mengadakan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk
mengembangkan bakat dan minat siswa, peran guru di sini diharapkan agar
berperan aktif dalam mendidik dan mengembangkan bakat siswa. Namun, dikarenakan
keterbatasan waktu yang dimiliki praktikan, praktikan tidak bisa mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler tersebut sepenuhnya.
Ada beberapa kegiatan ekstrakulikuler yang pernah praktikan
ikuti dan sedikitnya berperan aktif di dalamnya, diantaranya kegiatan rutin
upacara bendera pada hari senin, piket KBM, piket perpustakaan, piket UKS dan Futsal.
.
D.
Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah
Dalam melaksanakan program PPL, kegiatan yang dilakukan oleh praktikan tidak hanya menyangkut proses
belajar mengajar di kelas saja tetapi juga melaksanakan beberapa kegiatan lain
untuk
menambah pengetahuan dan pengalaman dalam kegiatan non mengajar. Praktikan
melaksanakan kegiatan lain yang berkaitan dengan kehidupan sekolah,
diantaranya adalah :
1. Upacara Bendera
Upacara bendera yang rutin dilakukan setiap hari senin,
dan dilaksanakan oleh seluruh kelas dari kelas VII-IX. Pada
saat upacara bendera, praktikan berada di belakang siswa tujuannya untuk
mengatur barisan supaya rapi, mencatat siswa yang memakai atribut tidak lengkap
dan menertibkan apabila ada siswa yang ribut ketika sedang upacara.
2.
Piket KBM
Kegiatan piket KBM dilakukan setiap seminggu sekali dan mendapat jadwal
piket hari Sabtu. Kegiatan
yang dilakukan selama piket adalah :
a.
Memberikan absensi kehadiran dikelas VIII
b.
Mencatat
siswa yang terlambat.
c.
Mencatat
guru yang tidak dapat hadir (yang mengajar dikelas VIII).
d.
Mencatat
siswa yang pulang karena sakit atau ada kegiatan ekstra kurikuler.
e.
Melayani
tamu yang mempunyai keperluan terhadap sekolah.
3. Piket Perpustakaan
Untuk piket perpustakaan, praktikan mendapat jadwal piket
pada hari senin, adapun kegiatan yang dilakukan selama piket perpustakaan
adalah melayani siswa yang meminjam buku, menjaga kebersihan dan menata
buku-buku perpustakaan. Namun kegiatan ini tidak sepenuhnya dilakukan oleh
praktikan karena terdapat pegawai khusus untuk menjaga perpustakaan ini
sendiri.
E.
Proses Bimbingan
Bimbingan
dan arahan dilakukan dari semua pihak terutama pembimbing baik Dosen Tetap PPL,
Dosen Luar Biasa PPL maupun Supervisor
untuk kelancaran dan pencapaian tujuan PPL.
Pada saat pelaksanaan PPL ini praktikan melakukan bimbingan dengan dosen luar
biasa, dosen tetap dan supervisor untuk SMP
Negeri 1 Lembang.
1)
Dosen Luar Biasa
Dosen
luar biasa adalah guru mata pelajaran Seni
Budaya dan Keterampilan yang bertugas membimbing penulis dalam
pelaksanaan PPL ini. Proses bimbingan dilakukan sejak awal kegiatan PPL berlangsung
hingga akhir kegiatan PPL. Proses bimbingan dengan Dosen Luar Biasa PPL
berjalan dengan lancar tanpa adanya kendala yang berarti. Setiap kali
pembelajaran yang akan dilakukan selalu dikonsultasikan dengan Dosen Luar
Biasa. Dalam proses
bimbingan ini praktikan banyak mendapatkan pengetahuan dalam hal yang berkaitan
dengan proses belajar mengajar, dan pengalaman Dosen Luar biasa yang selalu
mampu menjadi motivator bagi praktikan.
2)
Dosen Tetap
Dosen
tetap adalah dosen jurusan pendidikan Seni
Rupa yang bertugas membantu praktikan dalam
penguasaan/pemahaman materi pelajaran Seni
Budaya dan Kerajinan dan sebagai tempat
konsultasi yang berkaitan dengan segala aktivitas yang dilakukan di sekolah
terutama dalam proses belajar mengajar. Kegiatan bimbingan dengan Dosen Tetap
PPL
dilakukan secara langsung bertatap muka, sehingga proses bimbingan pun
berlangsung lancar. Pelaksanaan
bimbingan dengan Dosen Tetap PPL dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.
3)
Supervisor
Supervisor
adalah dosen dari pihak Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) PLP yang bertugas
membantu kelancaran komunikasi antara UPT PLP dengan sekolah/ tempat latihan. Proses bimbingan dengan supervisor tidak pernah praktikan
lakukan dengan resmi, praktikan hanya melaksanakan bimbingan secara informal
ketika supervisor menyampaikan
ceramah saat pembekalan PPL.
BAB II
FAKTOR PENYEBAB
MASALAH YANG DIALAMI PADA
PROGRAM
PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)
Permasalahan
yang dihadapi praktikan dalam pelaksanaan PPL ini disebabkan oleh beberapa faktor baik itu
sifatnya internal maupun eksternal. Faktor internalnya meliputi hal-hal yang
berkaitan dengan perangkat pembelajaran dan proses mengajar. Sedangkan faktor
eksternal timbulnya masalah-masalah yang berkaitan dengan kondisi siswa yang
kebanyakan menganggap Seni Budaya
itu sulit dan motivasi untuk belajar Seni
Budaya.
Faktor-faktor
penyebab timbulnya masalah yang timbul adalah sebagai berikut:
A. Penyusunan Rencana
Pengajaran
Faktor-faktor
penyebab masalah yang berkenaan dengan rencana pemelajaran adalah sebagai
berikut :
1.
Kurangnya
pengetahuan praktikan dalam pembuatan dan penyusunan rencana pembelajaran yang
sesuai.
2.
Kurang
pengetahuan praktikan untuk menjelaskan konsep Seni Budaya yang dikaitkan
dengan fenomena yang ada pada kehidupan sehari-hari.
3.
Kurangnya pengalaman
praktikan dalam proses mengajar langsung di
lapangan.
4.
Kurang
terampilnya praktikan dalam memprediksikan kondisi siswa karena adanya perbedaan karakteristik siswa di dalam suatu kelas dan juga karakteristik
siswa di kelas yang lainnya sehingga terkadang bingung pembelajaran seperti apa yang
harus dilakukan.
5.
Pengaturan
alokasi waktu kurang optimal
6.
Kurang terampilnya
praktikan dalam menentukan model
dan metode pembelajaran yang akan digunakan.
B. Proses Penampilan
Mengajar
Faktor-faktor
penyebab dari masalah yang muncul dalam proses penampilan adalah sebagai
berikut :
1.
Praktikan kurang dapat mengerti bagaimana cara memahami karakteristik siswa
di kelas.
2.
Praktikan belum
memahami strategi agar siswa merasa tertarik dan memperhatikan serta tidak
cepat bosan selama KBM berlangsung.
3.
Kurangnya kemampuan
praktikan dalam mengelola alokasi waktu pada saat pembelajaran berlangsung.
4.
Wawasan
praktikan yang masih kurang ketika membuat LKS (Lembar Kegiatan Siswa) yang
dapat dimengerti oleh siswanya.
5.
Wawasan
praktikan yang masih kurang dalam mengaitkan konsep Seni Budaya
yang dikaitkan dengan fenomena pada kehidupan sehari-hari.
C.
Proses Bimbingan Belajar/Ekstrakulikuler
Pada
saat melaksanakan Program Pengalaman
Lapangan di SMP Negeri 1 Lembang, praktikan tidak banyak
berperan aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler yang terdapat di sekolah. Namun praktikan melakukan kegiatan ekstrakurikuler Futsal serta ikut serta dalam kegiatan
OSIS, yaitu pelantikan kepengurusan OSIS yang baru dan mengikutu kegiatan
memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. 1433 H pada tanggal 18 februari 2012..
D. Partisipasi dalam
Kehidupan Sekolah
Secara umum, partisipasi praktikan dalam kegiatan sekolah berjalan baik.
Namun, karena terkadang kurang adanya komunikasi dan tukar informasi antara
praktikan dan pihak sekolah merupakan faktor penyebab kegiatan yang kurang
lancar, terutama hal-hal yang bersifat insidental.
E. Proses Bimbingan
Proses bimbingan antara praktikan dengan dosen luar biasa
berjalan dengan baik. Walaupun konsultasi dengan
Dosen Tetap tidak berlangsung sesering
seperti dengan dosen luar biasa, namun praktikan merasa cukup puas dengan kesempatan
konsultasi dengan dosen tetap. Karena kualitas
bimbingan sangat baik sehingga praktikan mendapat banyak pengetahuan dan
pengalaman dari dosen tetap.
Masalah
yang timbul dalam hubungan dengan supervisor adalah keterbatasan waktu dan
kesempatan yang beliau miliki untuk berkonsultasi dengan para praktikan di SMP Negeri 1 Lembang.
BAB III
UPAYA
PENANGGULANGAN MASALAH-MASALAH KEPENDIDIKAN
Permasalahan
yang dihadapi di lapangan membutuhkan solusi untuk pemecahannya. Upaya
penanggulangan masalah-masalah yang terjadi selama proses kegaiatan PPL
berlangsung secara umum dengan cara bertukar pikiran, pendapat dan bekerja sama
dengan dosen luar biasa, perangkat sekolah dan rekan mahasiswa praktikan
lainnya.
A. Penyusunan Program
Pengajaran
Upaya-upaya
yang dapat dilakukan dalam menghadapi permasalahan dalam penyusunan Program Pengajaran
diantaranya:
1.
Mendiskusikan terlebih
dahulu rancangan RPP sebelum proses pembelajaran dengan Dosen Luar Biasa,
apabila ada koreksi dari Dosen Luar Biasa segera diperbaiki.
2.
Memahami bahan ajar
secara optimal, hal ini dimaksudkan supaya ketika membuat indikator sudah paham
indikator apa saja yang akan dicapai pada proses pembelajaran.
3.
Banyak bertukar pikiran
dengan Dosen Luar Biasa, rekan PPL tentang model dan metode yang dapat menarik
perhatian, motivasi dan minat siswa.
4.
Memperhatikan alokasi
waktu dengan RPP yang telah dirancang.
5.
Melakukan bimbingan
yang optimal dengan Dosen Luar Biasa sehingga penyusunan RPP dapat berlangsung
secara maksimal.
6.
Menggunakan jenis
evaluasi yang dapat mencakup semua indikator dalam pembelajaran tersebut.
7.
Menggunakan media pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan pengetahuan, minat, motivasi siswa dalam belajar.
B. Proses Penampilan Mengajar
Upaya
yang dilakukan untuk menanggulangi masalah-masalah yang timbul adalah:
1.
Praktikan mempersiapkan
perangkat pembelajaran secara optimal, sehingga ketika di kelas tidak bingung
tentang apa saja yang harus dilakukan pada proses belajar mengajar.
2.
Sebelum pembelajaran
dimulai, sebaiknya mengkondisikan
terlebih dahulu siswanya.
3.
Ada aturan-aturan di
kelas baik itu yang berkaitan dengan siswa yang datang ke kelas terlambat, dan
hal lainnya.
4.
Khusus untuk siswa yang
selalu sibuk dengan kegiatannya sendiri sebaiknya didekati dan diberikan
perhatian khusus.
5.
Mengusahakan supaya
pembelajaran tidak menegangkan, di sela-sela pelajaran diselingi hal-hal yang
bisa membuat siswa merasa senang dengan belajar (breaking ice)
6.
Mempersiapkan
mental dan fisik dengan baik sebelum tampil di depan kelas.
7.
Memberikan
reward (penghargaan) kepada siswa berupa pujian untuk meningkatkan motivasi
siswa, bagi siswa yang sering ke depan mendapat point.
8.
Mengupayakan
penggunaan bahasa yang mudah dan sederhana saat penyampaian materi pelajaran
sehingga dapat dimengerti oleh siswa.
C. Proses
Bimbingan Belajar/Ekstrakulikuler
Dalam mengikuti ekstrakurikuler, Praktikan mencari
informasi mengenai kegiatan ekstrakurikuler dengan menanyakan kepada siswa
maupun guru. Adapun
dalam kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti praktikan turut serta menyumbangkan
bantuan pikiran, walaupun tidak sesering pada waktu yang telah dijadwalkan, namun praktikan
mengetahui gambaran umum ekstrakurikuler yang diambil siswa dan
perkembangannya. Dan ikut serta mengikuti
kegiatan-kegiatan OSIS seperti pelantikan OSIS, dan berbagi pengalaman
berorganisasi kepada siswa.
D. Partisipasi dalam
kehidupan Sekolah
Praktikan mencari informasi mengenai tugas-tugas yang
harus dilakukan praktikan selama berpartisipasi dalam kehidupan sekolah selain
mengajar dengan berkomunikasi dengan guru. Selain itu, praktikan juga
berkomunikasi dengan praktikan dari masing-masing jurusan untuk menyusun jadwal
piket yang disesuaikan dengan jadwal mengajar. Selain itu pula berusaha
memahami karakter guru-guru SMP Negeri 1 Lembang, siswa-siswa SMP Negeri 1
Lembang sehingga mskipun praktikan tidak mengajar di semua kelas, tetapi bisa dekat
dengan semua kalangan yang ada di sekolah terutama siswa-siswa dari berbagai
tingkatan. Hal inilah yang
membuat praktikan menjalani Program Pengalaman Lapangan (PPL) terasa
menyenangkan.
E.
Proses
Bimbingan
1.
Dengan dosen luar biasa
Dosen
Luar Biasa (DLB) selalu meluangkan waktunya untuk bertukar pikiran, pengalaman,
dan mengontrol sejauh mana penampilan praktikan di kelas dan memberikan saran, kritik serta
koreksinya berdasarkan pengamatannya terhadap penampilan praktikan. Hal ini
memberikan masukan yang sangat berarti dalam perbaikan penampilan praktikan
pada pertemuan-pertemuan selanjutnya.
2. Dengan dosen
tetap
Upaya
yang dilakukan adalah dengan berusaha menghubungi dosen tetap PPL walaupun
dosen tetap tidak dapat memantau kegiatan PPL secara intensif, tetapi beliau
selalu menyempatkan diri untuk memberikan bimbingan.
3. Dengan supervisor
Upaya
yang dilakukan adalah dengan berusaha membuat janji pertemuan untuk membahas
masalah-masalah yang dihadapi dan masukan-masukan terhadap
masalah-masalah yang terjadi selama pelaksanaan PPL.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Pelaksanaan PPL memberikan pengalaman dan
pengetahuan yang sangat berharga bagi praktikan, dan dapat merasakan bagaimana
pengalaman langsung mengajar. Sesuai dengan tujuan PPL praktikan dapat mengenal
lingkungan sekolah baik fisik, administrasi, sosial dan terutama dalam bidang
akademik. Selain itu, PPL juga memberikan kesempatan kepada praktikan untuk
mendapatkan ilmu dari berbagai kalangan terutama guru-guru yang selalu berbagi
pengalaman mereka yang jauh lebih berpengalaman dalam hal mengajar dan
menghadapi berbagai karakteritik siswa di sekolah.
Dalam kegiatan PPL ini ada beberapa
masalah yang timbul, namun praktikan dapat mengatasi setiap masalah yang
terjadi sehingga tidak menimbulkan masalah yang besar. Upaya penanggulangan
masalah dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dengan cara bertukar pikiran,
pendapat dan saling mengoreksi antara satu sama laiin baik itu dengan pihak
terkait yang ada di sekolah ini akan menjadi solusi bagaimana memecahkan
permasalahan yang terjadi di lapangan.
Permasalahan
yang dihadapi praktikan selama kegiatan PPL meliputi: (1) penyusunan rencana pelaksanaan pengajaran, (2) Penyusunan
Program Pengajaran, (3) Proses Penampilan Mengajar, (4) Ekstra Kurikuler, (5) Partisipasi dalam
Kehidupan Sekolah, dan (6) Proses Bimbingan. Namun demikian, secara umum
masalah yang dihadapi dapat diatasi dengan baik. Sejauh ini masalah yang ada masih dirasakan wajar dan
dapat dikendalikan sehingga dapat diatasi dengan baik.
Kesimpulan dari hasil observasi dan pengalaman praktikan selama menjalankan berbagai kegiatan sebagai guru praktek di SMP
Negeri 1 Lembang
adalah :
1.
Dengan Program Pengalaman
Langsung (PPL) praktikan mendapatkan
banyak pengetahuan mengenai penyusunan rencana pelaksanaan pengajaran yang
sesuai di sekolah.
2.
Dengan Program Pengalaman Langsung (PPL)
praktikan mendapatkan banyak masukan dalam proses penampilan mengajar dan cara
mengkondisikan siswa dengan baik.
3.
Program Pengalaman
Langsung (PPL) bagi praktikan dapat mengetahui kondisi ekstra kurikuler yang
dilakukan siswa disekolah serta sejauh mana kontribusi yang dapat diberikan
saat pelaksanaan ekstrakurikuler berlangsung.
4.
Program Pengalaman
Langsung (PPL) dapat menambah
wawasan dan pengalaman secara praktis yang harus dihadapi oleh seorang tenaga
pendidik terhadap siswanya dalam
proses belajar mengajar.
5.
Bimbingan dan
arahan yang intensif dari dosen luar biasa dan dosen tetap sangat menunjang
dalam kelancaran praktikan selama kegiatan belajar mengajar di kelas.
B. Saran
1. Untuk UPT-PPL UPI
a.
Melakukan
pengawasan secara intensif dan berkelanjutan selama praktikan melakukan praktek
program lapangan ini.
b.
Menjalin komunikasi dan
koordinasi dengan pihak sekolah sehingga penyelenggaraan kegiatan PPL semakin lancar.
c.
Memberikan penghargaan
kepada pihak sekolah yang telah bekerja sama dengan UPT- PPL UPI sehingga
terjalin kerja sama yang baik.
2. Untuk
Pihak Lapangan (SMP Negeri 12 Bandung)
a.
Senantiasa memberikan bimbingan
pada praktikan baik dalam melaksanakan tugas mengajar, maupun dalam
melaksanakan tugas ekstrakurikuler dan partisipasi dalam kehidupan sekolah.
b.
Meningkatkan
komunikasi antara pihak sekolah dengan praktikan demi kelancaran proses
pendidikan.
c.
Dengan adanya kegiatan PPL diharapkan hubungan kerja
sama antara lembaga institusi sekolah dan UPI terus terjalin dengan baik,
khususnya dalam membantu mahasiswa UPI untuk mengembangkan diri melalui
pengalaman praktis kependidikan di lingkungan sekolah.
3. Untuk
Mahasiswa Praktikan yang Akan Datang
a.
Praktikan
harus dapat menyesuaikan sikap terhadap lingberadaptasi dengan situasi dan
kondisi sekolah agar lebih mudah dalam kelancaran Program Pengalaman Lapangan. Mempersiapkan diri secara matang, baik secara fisik,
maupun mental, jauh-jauh hari sebelum mengontrak program latihan profesi.
b.
Mempersiapkan
lebih awal untuk kegiatan Program Pengalaman Langsung (PPL) ini sehingga ketika
kegiatan Program Pengalaman Langsung (PPL) berlangsung praktikan sudah siap.
c.
Memiliki inisiatif
dan motivasi dalam hal pengajaran, seperti dalam penggunaan metode dan media
pembelajaran sehingga siswa mengalami proses pembelajaran yang menyenangkan.
d.
Melakukan bimbingan secara rutin
dengan dosen luar biasa, dosen tetap, dan supervisor.
e. Menciptakan
hubungan yang harmonis dengan rekan sesama praktikan juga dengan guru-guru di
sekolah yang bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA
Divisi
Pendidikan Profesi dan Jasa Keprofesian. 2010. Panduan Program Pengalaman Lapangan (PPL). Bandung: Tidak
diterbitkan.
Rusman, M.Pd.
2010. Model-model Pembelajaran.
Bandung: RajaGrafindo Persada