Minggu, 29 April 2012

Laporan PPL


BAB I

MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN

Di dalam dunia pendidikan, guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan pengembang kurikulum yang dapat menciptakan kondisi dan suasana belajar yang kondusif, yaitu suasana belajar menyenangkan, menarik, memberi rasa aman, memberikan ruang pada siswa untuk berpikir aktif, kreatif, inovatif dalam mengeksplorasi dan mengelaborasi kemampuannya, (Rusman, 2010:19). Oleh karena itu diperlukan suatu proses yang memungkinkan seorang calon tenaga kependidikan agar dapat memenuhi kriteria guru tersebut. Salah satunya dapat dilakukan melalui perolehan pengalaman langsung di lapangan. Program Pengalaman Lapangan (PPL) bertujuan untuk memberikan pengalaman kependidikan secara faktual di lapangan kepada mahasiswa UPI sebagai wahana terbentuknya tenaga kependidikan yang profesional (UPT PLP, 2011:2). 
Adapun tujuan  khusus dari kegiatan PPL ini dalam buku panduan PPL adalah :
1.         Mengenal secara cermat lingkungan sekolah/tempat latihan dalam hal akademik, social, fisik dan administrasi.
2.         Dapat menerapkan berbagai pengetahuan dan keterampilan dasar keguruan/kependidikan secara utuh dan terpadu dalam situasi sebenarnya.
3.         Memperoleh pengalaman mengajar dalam situasi nyata di sekolah.
4.         Mengintegrasikan berbagai pengalaman belajar dan penghayatan dalam upaya pencapaian keutuhan kompetensi akademik sebagaimana yang telah dotetapkan oleh program studi masing-masing.
Pelaksanaan PPL semester genap tahun ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan Indonesia dilaksanakan dari bulan Februari 2012 sampai dengan bulan Mei 2012. Lokasi PPL dilaksanakan di berbagai sekolah-sekolah lanjutan, salah satu diantaranya adalah SMP Negeri 1 Lembang dan inilah yang menjadi tempat PPL praktikan.
Praktikan mendapatkan kesempatan mengajar di kelas VII A, D, E, F, G, H. Selama kegiatan PPL di SMP Negeri 1 Lembang, praktikan  melaksanakan proses pengajaran dibawah bimbingan dosen luar biasa, sehingga setelah KBM dapat dilakukan evaluasi.
Jadwal Mengajar
No
Hari
Kelas
Jam ke-
1
Senin
VII A
5-6
2
Selasa
VII G
3-4
VII H
7-8
3
Rabu
VII D
1-2
VII F
7-8
4
Jumat
VII E
3-4

   Selama melaksanakan PPL di SMP Negeri 1 Lembang, banyak sekali pengalaman yang diperoleh praktikan dalam mengembangkan kemampuan praktikan sebagai calon guru. Namun di samping itu, praktikan pun mengalami berbagai hambatan-hambatan dalam melaksanakan PPL, diantaranya adalah sebagai berikut :
A.  Penyusunan Rencana Pengajaran.
B.  Proses Penampilan
C.  Bimbingan Belajar/Ekstra kurikuler
D.  Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah
E.   Proses Bimbingan.

A.      Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.   
RPP perlu dikembangkan untuk mengkoordinasikan komponen pembelajaran, yaitu kompetensi dasar, materi standar, indikator hasil belajar dan penilaian. Kompetensi dasar berfungsi mengembangkan potensi peserta didik; materi standar berfungsi member makna terhadap kompetensi dasar, indikator hasil belajar berfungsi menunjukkan keberhasilan pembentukan kompetensi peserta didik, sedangkan penilaian berfungsi mengukur pembentukkan kompetensi, dan menentukan tindakan yang harus dilakukan apabila kompetensi standar belum terbentuk atau tercapai.
Dalam penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), Praktikan diberikan kewenangan secara leluasa untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan karakteristik dan kondisi sekolah, serta menjabarkannya menjadi proses pelaksanaan pembelajaran.
Dalam pelaksanaan PPL ini, praktikan mengajar mata pelajaran Seni Budaya,  adapun masalah yang menjadi hambatan bagi praktikan dalam penyusunan rencana pengajaran dari awal sampai akhir pelaksanaan PPL antara lain :
1.        Praktikan kesulitan menentukan pembagian indikator dalam setiap pertemuan.
2.        Praktikan kesulitan menghubungkan antara apersepsi dengan konsepsi awal siswa yang dikaitkan dengan fenomena yang menarik dalam kehidupan sehari-hari.
3.        Praktikan merasa kesulitan dalam menentukan model dan metode pembelajaran yang menarik dan memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran yang juga mendukung ketercapaian indikator.
4.        Praktikan merasa kesulitan dalam mengalokasikan waktu dengan tepat saat proses pembelajaran berlangsung.
5.        Praktikan merasa kesulitan dalam memilih evaluasi/penilaian materi yang sesuai dengan indikator yang telah disusun.

B.     Proses Penampilan Pengajaran
Dalam penampilan pengajaran di kelas pada pelaksanaannya Dosen Luar Biasa (DLB) sering memonitor penampilan praktikan, sehingga dapat mengukur sejauh mana kemampuan praktikan baik itu meliputi keterampilan mengajar, pengelolaan kelas, dan proses keterlaksanaan pembelajaran di kelas tersebut. Setelah praktikan selesai mengajar, Dosen Luar Biasa (DLB) memberikan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan dan memberikan saran perbaikan untuk memperbaiki kekurangan dalam mengajar tersebut. Namun, terkadang pula praktikan mengajar tanpa diawasi oleh DLB. Saran dari DLB merupakan suatu hal yang berharga bagi praktikan, dan menjadi motivasi supaya pada proses pembelajaran selanjutnya praktikan bisa mengajar lebih baik lagi dan memperbaiki kekurangan yang terdapat pada pembelajaran tersebut
Pada awal proses penampilan, praktikan masih merasa canggung dan gugup dikarenakan baru pertama kali berada di depan siswa yang sesungguhnya sehinggga kurang dapat menguasai kelas dan pola mengajar yang selalu menuntut siswa untuk selalu memperhatikan sehingga terkesan tegang. Adapun permasalahan-permasalahan yang dihadapi praktikan saat proses penampilan antara lain:
1.        Kurangnya persiapan mengajar praktikan pada penampilan pertama dan ternyata baru pertama kali mengajar dan merasakan keadaan menghadapi siswa yang sebenarnya sehingga berpengaruh terhadap penampilan dan kelancaran kegiatan belajar mengajar (KBM).
2.        Kesulitan dalam mengelola kelas, mengatur serta menertibkan siswa yang susah dikondisikan.
3.        Kesulitan menentukan cara untuk membuat siswa tertarik tertarik terhadap proses pembelajaran.
4.        Kesulitan untuk membuat siswa tidak merasa bosan mengikuti KBM, sehingga materi pembelajaran bisa diterima oleh siswa secara optimal.
5.        Kesulitan untuk mengaitkan konsep yang akan diterangkan dengan fenomena yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
6.        Pengaturan waktu dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, sehingga tidak sepenuhnya sesuai dengan RPP yang sudah dibuat. Perlu beberapa pertemuan supaya alokasi waktu pada RPP dapat mencapai semua indikator yang diinginkan.
7.        Terkadang mengalami kesulitan dalam meningkatkan motivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
8.        Kesulitan untuk mengevaluasi siswa dari segi aspek afektif, kognitif dan psikomotorik secara bersamaan selama proses pembelajaran.
9.        Adanya siswa yang tidak serius dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar seperti, seperti selalu sibuk mengobrol, melakukan kegiatan sendiri dan tidak mengerjakan tugas pelajaran.

C.    Proses Bimbingan Belajar/Ekstrakurikuler
Selain proses kegiatan belajar mengajar di kelas, praktikan pun harus turut berperan serta dalam kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan di sekolah. Dikaitkan dengan salah satu tugas guru selain untuk mengajar dan menyampaikan materi, juga mempunyai tugas untuk mendidik siswa, proses mendidik siswa tidak hanya dilihat dan diukur dari segi afektif dan segi kognitif. Untuk itu, sekolah mengadakan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan bakat dan minat siswa, peran guru di sini diharapkan agar berperan aktif dalam mendidik dan mengembangkan bakat siswa. Namun, dikarenakan keterbatasan waktu yang dimiliki praktikan, praktikan tidak bisa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut sepenuhnya.
Ada beberapa kegiatan ekstrakulikuler yang pernah praktikan ikuti dan sedikitnya berperan aktif di dalamnya, diantaranya kegiatan rutin upacara bendera pada hari senin, piket KBM,  piket perpustakaan, piket UKS dan Futsal.
.
D.      Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah
            Dalam melaksanakan program PPL, kegiatan yang dilakukan oleh praktikan tidak hanya menyangkut proses belajar mengajar di kelas saja tetapi juga melaksanakan beberapa kegiatan lain untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam kegiatan non mengajar. Praktikan  melaksanakan kegiatan lain yang berkaitan dengan kehidupan sekolah, diantaranya adalah :
1.  Upacara Bendera
Upacara bendera yang rutin dilakukan setiap hari senin, dan dilaksanakan oleh seluruh kelas dari kelas VII-IX. Pada saat upacara bendera, praktikan berada di belakang siswa tujuannya untuk mengatur barisan supaya rapi, mencatat siswa yang memakai atribut tidak lengkap dan menertibkan apabila ada siswa yang ribut ketika sedang upacara.
2.    Piket KBM
Kegiatan piket KBM dilakukan setiap seminggu sekali dan mendapat jadwal piket hari Sabtu. Kegiatan yang dilakukan selama piket adalah :
a.         Memberikan absensi kehadiran dikelas VIII
b.        Mencatat siswa yang terlambat.
c.         Mencatat guru yang tidak dapat hadir (yang mengajar dikelas VIII).
d.        Mencatat siswa yang pulang karena sakit atau ada kegiatan ekstra kurikuler.
e.         Melayani tamu yang mempunyai keperluan terhadap sekolah.

3.    Piket Perpustakaan
Untuk piket perpustakaan, praktikan mendapat jadwal piket pada hari senin, adapun kegiatan yang dilakukan selama piket perpustakaan adalah melayani siswa yang meminjam buku, menjaga kebersihan dan menata buku-buku perpustakaan. Namun kegiatan ini tidak sepenuhnya dilakukan oleh praktikan karena terdapat pegawai khusus untuk menjaga perpustakaan ini sendiri.

E.       Proses Bimbingan
Bimbingan dan arahan dilakukan dari semua pihak terutama pembimbing baik Dosen Tetap PPL, Dosen Luar Biasa PPL maupun Supervisor untuk kelancaran dan pencapaian tujuan PPL.
Pada saat pelaksanaan PPL ini praktikan melakukan bimbingan dengan dosen luar biasa, dosen tetap dan supervisor untuk SMP Negeri 1 Lembang.
1)        Dosen Luar Biasa
            Dosen luar biasa adalah guru mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan  yang bertugas membimbing penulis dalam pelaksanaan PPL ini. Proses bimbingan dilakukan sejak awal kegiatan PPL berlangsung hingga akhir kegiatan PPL. Proses bimbingan dengan Dosen Luar Biasa PPL berjalan dengan lancar tanpa adanya kendala yang berarti. Setiap kali pembelajaran yang akan dilakukan selalu dikonsultasikan dengan Dosen Luar Biasa. Dalam proses bimbingan ini praktikan banyak mendapatkan pengetahuan dalam hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar, dan pengalaman Dosen Luar biasa yang selalu mampu menjadi motivator bagi praktikan.
2)        Dosen Tetap
            Dosen tetap adalah dosen jurusan pendidikan Seni Rupa yang bertugas membantu praktikan dalam penguasaan/pemahaman materi pelajaran Seni Budaya dan Kerajinan dan sebagai tempat konsultasi yang berkaitan dengan segala aktivitas yang dilakukan di sekolah terutama dalam proses belajar mengajar. Kegiatan bimbingan dengan Dosen Tetap PPL dilakukan secara langsung bertatap muka, sehingga proses bimbingan pun berlangsung lancar. Pelaksanaan  bimbingan dengan Dosen Tetap PPL dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.


3)        Supervisor
            Supervisor adalah dosen dari pihak Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) PLP yang bertugas membantu kelancaran komunikasi antara UPT PLP dengan sekolah/ tempat latihan. Proses bimbingan dengan supervisor tidak pernah praktikan lakukan dengan resmi, praktikan hanya melaksanakan bimbingan secara informal ketika supervisor menyampaikan ceramah saat pembekalan PPL.




BAB II
FAKTOR PENYEBAB MASALAH YANG DIALAMI PADA
PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

Permasalahan yang dihadapi praktikan dalam pelaksanaan PPL ini disebabkan oleh beberapa faktor baik itu sifatnya internal maupun eksternal. Faktor internalnya meliputi hal-hal yang berkaitan dengan perangkat pembelajaran dan proses mengajar. Sedangkan faktor eksternal timbulnya masalah-masalah yang berkaitan dengan kondisi siswa yang kebanyakan menganggap Seni Budaya itu sulit dan motivasi untuk belajar Seni Budaya.
Faktor-faktor penyebab timbulnya masalah yang timbul adalah sebagai berikut:
A.  Penyusunan Rencana Pengajaran
Faktor-faktor penyebab masalah yang berkenaan dengan rencana pemelajaran adalah sebagai berikut :
1.      Kurangnya pengetahuan praktikan dalam pembuatan dan penyusunan rencana pembelajaran yang sesuai.
2.      Kurang pengetahuan praktikan untuk menjelaskan konsep Seni Budaya yang dikaitkan dengan fenomena yang ada pada kehidupan sehari-hari.
3.     Kurangnya pengalaman praktikan dalam proses mengajar langsung di lapangan.
4.     Kurang terampilnya praktikan dalam memprediksikan kondisi siswa karena adanya perbedaan karakteristik siswa di dalam suatu kelas dan juga karakteristik siswa di kelas yang lainnya sehingga terkadang bingung pembelajaran seperti apa yang harus dilakukan.
5.     Pengaturan alokasi waktu kurang optimal
6.      Kurang terampilnya praktikan dalam menentukan model dan metode pembelajaran yang akan digunakan.
B.   Proses Penampilan Mengajar
Faktor-faktor penyebab dari masalah yang muncul dalam proses penampilan adalah sebagai berikut :
1.             Praktikan kurang dapat mengerti bagaimana cara memahami karakteristik siswa di kelas.
2.            Praktikan belum memahami strategi agar siswa merasa tertarik dan memperhatikan serta tidak cepat bosan selama KBM berlangsung.
3.            Kurangnya kemampuan praktikan dalam mengelola alokasi waktu pada saat pembelajaran berlangsung.
4.            Wawasan praktikan yang masih kurang ketika membuat LKS (Lembar Kegiatan Siswa) yang dapat dimengerti oleh siswanya.
5.            Wawasan praktikan yang masih kurang dalam mengaitkan konsep Seni Budaya yang dikaitkan dengan fenomena pada kehidupan sehari-hari.

C.    Proses Bimbingan Belajar/Ekstrakulikuler
Pada saat melaksanakan Program Pengalaman Lapangan di SMP Negeri 1 Lembang, praktikan tidak banyak berperan aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler yang terdapat di sekolah. Namun praktikan melakukan kegiatan ekstrakurikuler Futsal serta ikut serta dalam kegiatan OSIS, yaitu pelantikan kepengurusan OSIS yang baru dan mengikutu kegiatan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. 1433 H pada tanggal 18 februari 2012..

D.    Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah
Secara umum, partisipasi praktikan dalam kegiatan sekolah berjalan baik. Namun, karena terkadang kurang adanya komunikasi dan tukar informasi antara praktikan dan pihak sekolah merupakan faktor penyebab kegiatan yang kurang lancar, terutama hal-hal yang bersifat insidental.

E.     Proses Bimbingan
Proses bimbingan antara praktikan dengan dosen luar biasa berjalan dengan baik. Walaupun konsultasi dengan Dosen Tetap tidak berlangsung sesering seperti dengan dosen luar biasa, namun praktikan merasa cukup puas dengan kesempatan konsultasi dengan dosen tetap. Karena kualitas bimbingan sangat baik sehingga praktikan mendapat banyak pengetahuan dan pengalaman dari dosen tetap.
       Masalah yang timbul dalam hubungan dengan supervisor adalah keterbatasan waktu dan kesempatan yang beliau miliki untuk berkonsultasi dengan para praktikan di SMP Negeri 1 Lembang.


BAB III
UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH-MASALAH KEPENDIDIKAN

Permasalahan yang dihadapi di lapangan membutuhkan solusi untuk pemecahannya. Upaya penanggulangan masalah-masalah yang terjadi selama proses kegaiatan PPL berlangsung secara umum dengan cara bertukar pikiran, pendapat dan bekerja sama dengan dosen luar biasa, perangkat sekolah dan rekan mahasiswa praktikan lainnya.
A.    Penyusunan Program Pengajaran
Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam menghadapi permasalahan dalam penyusunan Program Pengajaran diantaranya:
1.      Mendiskusikan terlebih dahulu rancangan RPP sebelum proses pembelajaran dengan Dosen Luar Biasa, apabila ada koreksi dari Dosen Luar Biasa segera diperbaiki.
2.      Memahami bahan ajar secara optimal, hal ini dimaksudkan supaya ketika membuat indikator sudah paham indikator apa saja yang akan dicapai pada proses pembelajaran.
3.      Banyak bertukar pikiran dengan Dosen Luar Biasa, rekan PPL tentang model dan metode yang dapat menarik perhatian, motivasi dan minat siswa.
4.      Memperhatikan alokasi waktu dengan RPP yang telah dirancang.
5.      Melakukan bimbingan yang optimal dengan Dosen Luar Biasa sehingga penyusunan RPP dapat berlangsung secara maksimal.
6.      Menggunakan jenis evaluasi yang dapat mencakup semua indikator dalam pembelajaran tersebut.
7.      Menggunakan media pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan pengetahuan, minat, motivasi siswa dalam belajar.
B.      Proses Penampilan Mengajar
Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah-masalah yang timbul adalah:
1.      Praktikan mempersiapkan perangkat pembelajaran secara optimal, sehingga ketika di kelas tidak bingung tentang apa saja yang harus dilakukan pada proses belajar mengajar.
2.      Sebelum pembelajaran dimulai, sebaiknya mengkondisikan terlebih dahulu siswanya.
3.      Ada aturan-aturan di kelas baik itu yang berkaitan dengan siswa yang datang ke kelas terlambat, dan hal lainnya.
4.      Khusus untuk siswa yang selalu sibuk dengan kegiatannya sendiri sebaiknya didekati dan diberikan perhatian khusus.
5.      Mengusahakan supaya pembelajaran tidak menegangkan, di sela-sela pelajaran diselingi hal-hal yang bisa membuat siswa merasa senang dengan belajar (breaking ice)
6.      Mempersiapkan mental dan fisik dengan baik sebelum tampil di depan kelas.
7.      Memberikan reward (penghargaan) kepada siswa berupa pujian untuk meningkatkan motivasi siswa, bagi siswa yang sering ke depan mendapat point.
8.      Mengupayakan penggunaan bahasa yang mudah dan sederhana saat penyampaian materi pelajaran sehingga dapat dimengerti oleh siswa.

C.    Proses Bimbingan Belajar/Ekstrakulikuler
Dalam mengikuti ekstrakurikuler, Praktikan mencari informasi mengenai kegiatan ekstrakurikuler dengan menanyakan kepada siswa maupun guru. Adapun dalam kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti praktikan turut serta menyumbangkan bantuan pikiran, walaupun tidak sesering pada waktu yang telah dijadwalkan, namun praktikan mengetahui gambaran umum ekstrakurikuler yang diambil siswa dan perkembangannya. Dan ikut serta mengikuti kegiatan-kegiatan OSIS seperti pelantikan OSIS, dan berbagi pengalaman berorganisasi kepada siswa.



D.    Partisipasi dalam kehidupan Sekolah
Praktikan mencari informasi mengenai tugas-tugas yang harus dilakukan praktikan selama berpartisipasi dalam kehidupan sekolah selain mengajar dengan berkomunikasi dengan guru. Selain itu, praktikan juga berkomunikasi dengan praktikan dari masing-masing jurusan untuk menyusun jadwal piket yang disesuaikan dengan jadwal mengajar. Selain itu pula berusaha memahami karakter guru-guru SMP Negeri 1 Lembang, siswa-siswa SMP Negeri 1 Lembang sehingga mskipun praktikan tidak mengajar di semua kelas, tetapi bisa dekat dengan semua kalangan yang ada di sekolah terutama siswa-siswa dari berbagai tingkatan. Hal inilah yang membuat praktikan menjalani Program Pengalaman Lapangan (PPL) terasa menyenangkan.

E.     Proses Bimbingan
1.      Dengan dosen luar biasa
Dosen Luar Biasa (DLB) selalu meluangkan waktunya untuk bertukar pikiran, pengalaman, dan mengontrol sejauh mana penampilan praktikan di kelas dan memberikan saran, kritik serta koreksinya berdasarkan pengamatannya terhadap penampilan praktikan. Hal ini memberikan masukan yang sangat berarti dalam perbaikan penampilan praktikan pada pertemuan-pertemuan selanjutnya.
2.  Dengan dosen tetap
Upaya yang dilakukan adalah dengan berusaha menghubungi dosen tetap PPL walaupun dosen tetap tidak dapat memantau kegiatan PPL secara intensif, tetapi beliau selalu menyempatkan diri untuk memberikan bimbingan.
3. Dengan supervisor
Upaya yang dilakukan adalah dengan berusaha membuat janji pertemuan untuk membahas masalah-masalah yang dihadapi dan masukan-masukan terhadap masalah-masalah yang terjadi selama pelaksanaan PPL.





BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Pelaksanaan PPL memberikan pengalaman dan pengetahuan yang sangat berharga bagi praktikan, dan dapat merasakan bagaimana pengalaman langsung mengajar. Sesuai dengan tujuan PPL praktikan dapat mengenal lingkungan sekolah baik fisik, administrasi, sosial dan terutama dalam bidang akademik. Selain itu, PPL juga memberikan kesempatan kepada praktikan untuk mendapatkan ilmu dari berbagai kalangan terutama guru-guru yang selalu berbagi pengalaman mereka yang jauh lebih berpengalaman dalam hal mengajar dan menghadapi berbagai karakteritik siswa di sekolah.
Dalam kegiatan PPL ini ada beberapa masalah yang timbul, namun praktikan dapat mengatasi setiap masalah yang terjadi sehingga tidak menimbulkan masalah yang besar. Upaya penanggulangan masalah dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dengan cara bertukar pikiran, pendapat dan saling mengoreksi antara satu sama laiin baik itu dengan pihak terkait yang ada di sekolah ini akan menjadi solusi bagaimana memecahkan permasalahan yang terjadi di lapangan.
Permasalahan yang dihadapi praktikan selama kegiatan PPL meliputi: (1) penyusunan rencana pelaksanaan pengajaran, (2) Penyusunan Program Pengajaran, (3) Proses Penampilan Mengajar,  (4) Ekstra Kurikuler, (5) Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah, dan (6) Proses Bimbingan. Namun demikian, secara umum masalah yang dihadapi dapat diatasi dengan baik. Sejauh ini masalah yang ada masih dirasakan wajar dan dapat dikendalikan sehingga dapat diatasi dengan baik.
Kesimpulan dari hasil observasi dan pengalaman praktikan selama menjalankan berbagai kegiatan sebagai guru praktek di SMP Negeri 1 Lembang adalah :
1.      Dengan Program Pengalaman Langsung (PPL) praktikan mendapatkan banyak pengetahuan mengenai penyusunan rencana pelaksanaan pengajaran yang sesuai di sekolah.
2.      Dengan Program Pengalaman Langsung (PPL) praktikan mendapatkan banyak masukan dalam proses penampilan mengajar dan cara mengkondisikan siswa dengan baik.
3.      Program Pengalaman Langsung (PPL) bagi praktikan dapat mengetahui kondisi ekstra kurikuler yang dilakukan siswa disekolah serta sejauh mana kontribusi yang dapat diberikan saat pelaksanaan ekstrakurikuler berlangsung.
4.      Program Pengalaman Langsung (PPL) dapat menambah wawasan dan pengalaman secara praktis yang harus dihadapi oleh seorang tenaga pendidik terhadap siswanya dalam proses belajar mengajar.
5.      Bimbingan dan arahan yang intensif dari dosen luar biasa dan dosen tetap sangat menunjang dalam kelancaran praktikan selama kegiatan belajar mengajar di kelas.

B.     Saran
1.      Untuk UPT-PPL UPI
a.       Melakukan pengawasan secara intensif dan berkelanjutan selama praktikan melakukan praktek program lapangan ini.
b.      Menjalin komunikasi dan koordinasi dengan pihak sekolah sehingga penyelenggaraan kegiatan PPL semakin lancar.
c.       Memberikan penghargaan kepada pihak sekolah yang telah bekerja sama dengan UPT- PPL UPI sehingga terjalin kerja sama yang baik.

2.      Untuk Pihak Lapangan (SMP Negeri 12 Bandung)
a.   Senantiasa memberikan bimbingan pada praktikan baik dalam melaksanakan tugas mengajar, maupun dalam melaksanakan tugas ekstrakurikuler dan partisipasi dalam kehidupan sekolah.
b.   Meningkatkan komunikasi antara pihak sekolah dengan praktikan demi kelancaran proses pendidikan.
c.   Dengan adanya kegiatan PPL diharapkan hubungan kerja sama antara lembaga institusi sekolah dan UPI terus terjalin dengan baik, khususnya dalam membantu mahasiswa UPI untuk mengembangkan diri melalui pengalaman praktis kependidikan di lingkungan sekolah.



3.      Untuk Mahasiswa Praktikan yang Akan Datang
a.       Praktikan harus dapat menyesuaikan sikap terhadap lingberadaptasi dengan situasi dan kondisi sekolah agar lebih mudah dalam kelancaran Program Pengalaman Lapangan. Mempersiapkan diri secara matang, baik secara fisik, maupun mental, jauh-jauh hari sebelum mengontrak program latihan profesi.
b.      Mempersiapkan lebih awal untuk kegiatan Program Pengalaman Langsung (PPL) ini sehingga ketika kegiatan Program Pengalaman Langsung (PPL) berlangsung praktikan sudah siap.
c.       Memiliki inisiatif dan motivasi dalam hal pengajaran, seperti dalam penggunaan metode dan media pembelajaran sehingga siswa mengalami proses pembelajaran yang menyenangkan.
d.      Melakukan bimbingan secara rutin dengan dosen luar biasa, dosen tetap, dan supervisor.
e.       Menciptakan hubungan yang harmonis dengan rekan sesama praktikan juga dengan guru-guru di sekolah yang bersangkutan.






DAFTAR PUSTAKA

Divisi Pendidikan Profesi dan Jasa Keprofesian. 2010. Panduan Program Pengalaman Lapangan (PPL). Bandung: Tidak diterbitkan.

Rusman, M.Pd. 2010. Model-model Pembelajaran. Bandung: RajaGrafindo Persada